( Manusia dan Tanggung Jawab )

Setiap hari delisa menghafal bacaan shalat, karena di sekolahnya akan
ada praktek shalat, setiap hri dia menghafal terkadang kakak keduanya “
Aisyah “ mengganggu dirinya saat menghafal, uminya (ibu) berjanji
kepadanya jika dia bisa lulus dalam praktek shalat, uminya (ibu) akan
memberi hadiah kepadanya berupa sebuah kalung. Keesokan harinya delisa
bersama uminya (ibu) pergi berbelanja hadiah untuk delisa, delisa
memilih sendiri kalung yang dia inginkan, dia memilih kalung yang
berinisial “ D “ yang berarti Delisa.
Tiba waktunya praktek shalat di sekolah delisa, dia berangkat bersama
uminya (ibu) ke sekolah, saat giliran delisa praktek ustadnya
memberitahu delisa bahwa shalatnya harus khusu dan hiraukan apa yang ada
disekelilingnya, mulailah delisa shalat pada saat pembacaan takbiratul
ikhram tiba – tiba gempa datang menyusul dengan Tsunami, delisa tetap
khusu melakukan praktek shalat padahal dia sudah diberitahu bahwa suruh
keluar, tapi tetap delisa khusu dengan shalatnya sampai akhirnya delisa
dan yang lainnya terbawa hanyut oleh gelombang Tsunami yang sangat
besar.
Setelah kejadian itu berakhir hanya delisalah yang selamat, anggota
keluarganya sudah pergi meninggalkannya kecuali abinya (ayah) yang saat
itu sedang berada diluar negri karna pekerjaan ayahnya adalah seorang
awak kapal, delisapun selamat dalam kejadian itu akan tetapi salah satu
kaki delisa hilang pada saat kejadian Tsunami itu berlangsung, dia masih
tetap bisa tersenyum walaupun kakinya sudah tidak lengkap lagi, abinya
(ayah) pun datang kerumah sakit itu dan bertemu dengan delisa, ayahnya
menceritakan kepada delisa bahwa anggota keluarganya yang lain sudah
tidak ada (meninggal dunia) delisapun tidak terlalu brsedih karena
ayahnya bicara bahwa kelurganya yang lain itu sudah berada disurga.
Setelah delisa keluar dari rumah sakit dia langsung semangat dan
mengajak teman – temannya yang selamat dalam kejadian Tsunami itu untuk
bermain bola, terkadang delisapun menangis karena dia rindu dan ingin
bertemu dengan keluarganya yang lain, ayahnya selalu menenangkan delisa
supaya delisa tidak menangis lagi, akan tetapi tidak lepas dari itu
delisapun terus menghafal bacaan shalat, dia juga bermimpi bertemu
uminya (ibu) dan berkata supaya delisa harus terus berusaha untuk
menghafal bacaan shalat nanti uminya (ibu) akan memberi hadiah kalung
itu, delisa pun menjawab jika dia tidak mau nerima hadiah apapun, yang
dia inginkan hanyalah bisa shalat dengan baik agar dia bisa mendo’akan
keluarganya dan orang lain yang sudah tidak ada (meninggal). Setiap hari
delisa giat menghafal bacaan shalat agar dia dapat dengan lancar
membaca bacaan shalat.
Pada saatnya disekolah delisapun ada praktek shalat kembali, delisapun
kembali mengikuti praktek dengan sangat khusu, dan sekarang delisa bisa
melakukannya dan lulus praktek shalat, abinya (ayah) sangat senang
delisa bisa lulus dalam praktek shalat begitupun delisa, dia sangat
bahagia sekali karena telah berhasil dalam melakukan praktek shalat, dia
juga sangat berterimakasih kepada ibunya yang selalu menyemangati dia
untuk selalu menghafal bacaan shalat. Pada akhirnya delisapun hidup
bahagia bersama abinya (ayah) walaupun mereka hanya berdua tanpa
keluarganya yang lain yang sudah pergi terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar